Edukasibaru.com – Tuberkulosis (TBC) mungkin terdengar seperti penyakit biasa yang bisa diobati dengan antibiotik. Namun, tahukah kamu bahwa TBC adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia? Bahaya TBC dapat menyerang siapa saja, bahkan mereka yang terlihat sehat.
Artikel ini akan membahas tentang seberapa bahaya TBC, mulai dari gejala hingga dampaknya yang serius jika tidak ditangani. Jangan abaikan informasi ini, karena TBC mungkin lebih dekat denganmu daripada yang kamu bayangkan!
Seberapa Bahaya TBC Sebenarnya?
Coba bayangkan ketika sakit, kamu harus minum obat dalam jumlah banyak. Tapi bagaimana jika obatnya bukan 10, bukan 20, melainkan hingga 1.000 pil dalam waktu berbulan-bulan? Inilah kenyataan yang harus dijalani para penderita tuberculosis (TBC). Tapi, seberapa bahaya sebenarnya TBC ini?
Bahaya TBC telah menyerang manusia selama ribuan tahun dan terus menjadi ancaman besar hingga sekarang.
Menurut data, lebih dari 1 miliar orang telah meninggal karena TBC dalam 200 tahun terakhir—jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan penyakit menular lainnya seperti cacar, malaria, atau HIV/AIDS.
Bahkan, di tahun 2023 saja, tercatat 1,2 juta orang meninggal dunia akibat TBC. Saat ini, TBC adalah penyakit menular kedua paling mematikan di dunia, hanya di bawah COVID-19.
Apa yang Terjadi pada Tubuh Kita Saat Terinfeksi TBC?
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang dapat masuk ke saluran pernapasan melalui udara. Ketika mencapai paru-paru, bakteri bertemu dengan sel imun tubuh yang bertugas melindungi kita.
Namun, bakteri TBC memiliki “perisai” yang membuatnya mampu bertahan hidup, berkembang biak di dalam sel imun, bahkan berpura-pura mati untuk menyerang kembali saat sistem kekebalan tubuh melemah.
Gejala awal infeksi TBC meliputi:
- Batuk yang berkepanjangan, bahkan disertai darah.
- Nyeri dada.
- Demam, menggigil, dan kelelahan ekstrem.
- Penurunan berat badan drastis karena sulit makan.
Jika sudah mengalami gejala-gejala ini, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan.
Mengapa Pengobatan TBC Begitu Rumit?
Pengobatan TBC membutuhkan disiplin tinggi. Pasien harus mengonsumsi banyak obat dalam waktu 4, 6, atau bahkan 9 bulan untuk benar-benar membasmi bakteri penyebab TBC. Obat-obatan ini bekerja dengan cara:
- Menghancurkan perisai pelindung bakteri.
- Menghambat pertumbuhan dan reproduksi bakteri.
Namun, jika pengobatan tidak dilakukan secara konsisten, bakteri dapat beradaptasi dan menjadi kebal terhadap obat-obatan tersebut. Inilah alasan munculnya kasus TBC kebal obat, yang membutuhkan perawatan lebih rumit dan memakan waktu lebih lama.
TBC tidak hanya tentang bakteri dan obat. 95% kasus dan kematian akibat TBC terjadi di negara berkembang, di mana kondisi hidup sering kali kurang mendukung.
Faktor-faktor seperti kekurangan gizi, paparan polusi, dan lingkungan yang padat dengan ventilasi buruk semakin memperburuk situasi. Semua kondisi ini membuat bakteri TBC lebih mudah menyebar dan berkembang.
Bersama Melawan TBC
Penyakit TBC telah lama menjadi musuh manusia, tetapi kita tetap bisa melawan. Dengan pola hidup sehat, deteksi dini, dan pengobatan yang tepat, bahaya TBC bisa dikendalikan.
Mari kita juga peduli untuk menciptakan lingkungan yang layak dan sehat untuk semua orang, sehingga kita semua dapat bernapas dengan lega dan bebas dari ancaman TBC.
Jangan pernah anggap remeh, karena setiap langkah kecil yang kita ambil bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Penulis: Siti Kholifah
Editor: Haqqi Idral
Leave a comment